Thursday, November 10, 2005

Indonesia Steps Up Hunt for Fugitive

By NINIEK KARMINI, Herald News Daily

JAKARTA, Indonesia - A police raid on a house used by the purported ringleader of an al-Qaida-linked Southeast Asia terrorist network turned up a bomb-making and recruitment video, police said Friday.

Thousands of security forces were going door-to-door, checking cars and combing rail and bus stations in central Indonesia.

Authorities identified Top and Azahari as key leaders of the al-Qaida-linked group Jemaah Islamiyah, coordinating a series of bombings in Indonesia in recent years, including the 2002 and 2005 attacks on the resort island of Bali.

"In the rush, he left behind his personal belongings, including the video" that taught bomb-making techniques and how to recruit terrorists, Sutanto said. The video included images of the three men who carried out triple suicide bombings on Indonesia‘s Bali island last month.

Despite Azahari‘s death, police warn that Jemaah Islamiyah may be plotting more attacks.

Metro TV station, citing the discovery of a map by forensic experts, said attacks may have been planned for this month in at least four cities, including Jakarta.

"It‘s only a matter of time before we catch him," Mbai said.

But in addition to Top, at least two of the group‘s leaders remain at large. They are believed to be in the Philippines.

National police spokesman Brig. Gen. Sunarko Artanto said Azahari had three bullet wounds to the chest — at least one in the heart — and died wearing a suicide vest and holding a handgun.

Thursday, November 03, 2005

Selamat Lebaran!

Selamat Hari Raya Idul Fitri!! Mohon maaf lahir dan batin. Moga2 Indonesia bisa lebih membaik dan damai pada tahun yg baru.

It can't get any worse, let's hope so... merenung balik dan belajar dari kegagalan bisa membantu meluruskan jalan tahun yang baru.

Setengah tahun terakhir ini boleh dibilang waktu yang amat "sial" buat rakyat kebanyakan yg hidup pas2an dan "cuek" (gimana peduli, memberi makan untuk keluarga saja sudah menyita waktu dan pikiran). Indonesia jadi sorotan international karena berita2 negatif yang tidak kunjung padam.

Dari 241,973,879 jumlah penduduk, segelintir dari mereka membuat ulah dan image yang buruk. Pihak berwenang sepertinya tidak berdaya dan lebih parah lagi tidak mempunyai solusi dan rencana penyelesaian yang jelas.

Diskriminasi agama dari pelarangan ibadah, penyegelan gereja sampe wanita2 yang mengajar sekolah minggu dipenjarakan. Bom Bali yang membunuh kebanyakan orang lokal sampai tindakan biadab dengan pemenggalan kepala 3 siswi Kristen di Poso.

Dari busung lapar ke penyakit polio. Anak2 yang tidak beruntung berguguran oleh penyakit yang obat pencegahannya sudah ditemukan puluhan tahun lalu. Belum lagi Avian Flu dan demam berdarah. Lagi2 tindakan lamban dari departemen kesehatan tidak membuat keadaan lebih baik.

Keadaan ekonomi dipersusah dengan kenaikan bahan bakar, suku bunga yang tinggi dan inflasi. Wakil rakyat yang tidak sensitif malah meminta gaji naik Rp.10 juta per bulan tidak membuat keadaan membaik. Korupsi tetap jalan terus, jiwa aji mumpung dimana2 termasuk Mahkamah Agung (lembaga hukum tertinggi) dengan kasus Probosutedjo.

Should I say more? Kasian banget Indonesia, maksudku rakyat jelata yang dihempit dari atas (penguasa/pedagang) dan dari bawah (radikal biadab). Sekali lagi, moga2 keadaan akan membaik pada tahun yang baru. May God bless Indonesia. Selamat Idul Fitri!


Foto-foto sekitar Lebaran:

Wednesday, November 02, 2005

Indonesia's President orders crack down on racist text messages

Indonesia's President Susilo Bambang Yudhoyono has ordered police to crack down on mobile phone users sending racist text messages.

The text messages, which have been widely reported in the local media without divulging their exact wording, blame minority ethnic Chinese for Indonesia's current economic woes and calls for attacks on them.

A presidential spokesman say such slanderous, hate-filled SMS messages cannot be tolerated. The Chinese community has had a troubled history in Indonesia and been the target of bouts of violence.